DIKSARLIN POLSRI TAHUN 2016

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halo readers sekalian… lama tak jumpa. Sekian lama gue ga nongol. Dan sekarang gue kembali dengan pengalaman menakjubkan yang tentu pertama kali gue rasain, dan jangan sampe ngulang lagi. Wkwkwk.
Sebelumnya, jadi gue udah lulus di bangku pendidikan wajib dua belas tahun. Dan Alhamdulillah gue lanjut ke pendidikan diploma di Politekhnik Negeri Sriwijaya. Jurusan Akuntansi, prodi D3 Akuntansi. Dan Alhamdulillah lagi, gue dibiayai pemerintah. Terimakasih banyak Bapak Pemerintah :’)
Jadi, ritual wajib yang dilakoni oleh setiap mahasiswa baru Politekhnik Negeri Sriwijaya adalah DIKSARLIN, alias Pendidikan Dasar Kedisplinan. Dan tentu saja itu baru gue lewati beberapa waktu yang lalu.
For your info, perjalanan ANGKATAN ’98 sebagai “tikus uji coba” belum selesai di pendidikan wajib saja. Kenapa? Jadi DIKSARLIN tahun-tahun sebelumnya itu hanya dilaksanakan selama tiga hari oleh KODAM II/SWJ dan tiga hari bersama Kating (Kakak Tingkat). And this year, for the first time, DIKSARLIN dilaksanakan selama 5 hari menginap di Markas AJENDAM II/SWJ. Peserta dibagi menjadi dua gelombang, jadi total 10 hari Markas AJENDAM II/SWJ dipake sama MABA POLSRI buat DIKSARLIN doang.
Dan di sini gue mau berbagi pengalaman gue selama lima hari itu. Siapa tahu tahun depan ada teman-teman maupun adik-adik tingkat—calon mahasiswa baru POLSRI—yang butuh bacaan untuk sedikit meringankan rasa deg-deg-an pra ritual wajib ini.
Jadi lo gak perlu takut. Gue sih kemarin takut, tapi ya jalanin aja. Setelah tanya-tanya ke Kating—yang udah jalanin tahun kemarin (walau gak sama), gue kayak dapet pencerahan gitu. Gue langsung menanam niat ini jauh di dalam hati terdalam.
“Gue mau low profile aja.”
Dan gue berhasil menjalani niat itu selama empat malam. Walhasil, gue gak punya temen deket.
Jadi ada sebuah peraturan yang disebut dengan tegas oleh salah satu pelatih di sana, bahwa segala pergerakan itu gak boleh sendirian. Tapi karena gue kuper dan low profile—tentu saja, gue suka malem-malem keluar barak (tempat lo bermalam) sendirian menuju kamar kecil. Tapi sesendiriannya gue keluar barak, kamar kecil adalah spot yang paling gak mungkin sepi di sana.
Kenapa?
Karena kita selesai kegiatan itu hampir jam setengah sepuluh setiap harinya. Dan para cewek butuh banget bersih-bersih. Entah itu mandi, gosok gigi, cuci muka, cuci baju, dan lain-lain. Jadi semalam apapun kita selesai kegiatan, ada aja yang nyempetin buat ngucek-ngucek.
Gue sih nggak. Entah karena gue jorok atau apa. Tapi yang jelas, sama sekali gak ada gairah buat nyuci malem-malem, karena seharian badan udah beneran capek.
Jadi kita itu dilatih sama TNI AD. Dan kita semua pasti rata-rata punya pemikiran yang sama. “Pasti latihannya berat, makan bentakan, dan penuh hukuman”.
Wajar. Dunia militer selalu menakutkan bagi sebagian besar orang awam seperti kita. Gue juga kok.
Sebenarnya, walau luarnya mereka tampak kejam, keras, kasar, dan yang lainnya, aslinya mereka itu lembut, ramah, lucu, bahkan ada juga yang suka modusin anak-anak cewek.
Contohnya, Bapak Sunarno. Dia itu kalo ngomong di depan khalayak ramai suaranya menggelegar banget. Bikin bulu kuduk mengejang gitu. Kata-kata nya yang paling terngiang di ingatan gue adalah “Jungkir kamu!!”. Tapi, dia baik banget.
Sumpah baik banget. Kalo gue certain, bisa-bisa sepuluh halaman ga kelar. Dan diam-diam gue ngefans sama si Bapak. Sayang gak sempet foto bareng dia.
Well, ini hanyalah tulisan dari seorang kuper dengan riwayat low profile dan penyendiri. Tapi gue gak apatis. Sumpah gue gak apatis.
Gak semua orang penyendiri itu gak peduli sama sekitarnya. Mereka hanya tak berdaya untuk bisa membawa dirinya dengan spontan di tengah dunia yang belum pernah mereka jamah sebelumnya, hingga mereka terpaksa mencintai kesendirian yang bahkan tak mereka ketahui kenapa mereka melakukannya.
Jadi buat lo si pecinta kedamaian dalam kesendirian, lo gak salah. Asal lo gak menutup diri saat orang-orang sedang berusaha membuka semak nyaman lo itu.
Yah, sekali lagi, ini hanyalah pengalaman dari si peserta DIKSARLIN POLSRI 2016 yang biasa-biasa saja. Jika kalian mau cari pengalaman yang lebih berwarna dari ini, silahkan cari artikel lain yang bisa membantu kalian. Gue hanya bisa menulis segini. Ya, hanya segini.
Semoga kita semua sukses, dan bisa meraih apa yang kita inginkan baik di waktu dekat maupun jauh di masa yang akan datang.

Gue akhiri, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ini pas mau balik. Jangan coba cari gue yang mana, ya^^

Bersama Pleton 1 Kompi 2 dan Para Pelatih Kompi 2


Bareng Bang Pratomo, pelatih kita ^^



Bersama Pelatih Cantik Kita, Pelatih Jessi^^

Bersama Pelatih Charles^^

  




Sudah gue bilang, kan, penyendiri bukan berarti gak punya teman^^


Kalo ini sih, pas SisDikti kemarin. Terharu, deh udah bisa pake almamater^^

Ini Keluarga Besar Kompi A Gelombang 1

Dan ini dia Keluarga Besar Kompi B Gelombang 1.
Sayang gue ga punya koleksi Keluarga Kompi-kompi Lainnya. Ini aja hasil nodong Kating--"

Popular posts from this blog

[REVIEW FILM] Ai Uta: My Promise to Nakuhito (Dari Sudut Pandang Seorang Tokufans)

"POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA" dalam Opini Saya

[REVIEW ANIME MOVIE] Josee to Tora to Sakana-tachi (2020)