AC POLSRI 16 PARTY


AC POLSRI 16 PARTY

23-24 January 2019



Entah berapa kali kuucapkan:
“Perpisahan bukan sebuah akhir, melainkan sebuah awal yang baru”
Nyatanya prosesi itu berulang secara terus-menerus.
Apa yang kau jumpai hari ini,
Maka akan kau tinggalkan di kemudian hari.

Beberapa waktu yang lalu,
Waktu mempertemukan kita dalam satu atap.
Anggota yang telah berjuang di tempat lain turut dipanggil
Sebuah perayaan kecil yang diberi nama “party
Sebuah kegiatan yang diisi dengan kegiatan penuh canda dan tawa
Nyatanya itu tidak bisa menampik kenyataan
Bahwa itu adalah perayaan untuk sebuah perpisahan.

Lima semester sudah dilalui dalam sebuah kelas sederhana. Hanya dua puluh lima orang di dunia yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi di dalamnya. Satu orang lelaki yang menjadi ketua abadi, satu lagi minggat ke universitas tetangga. Kemudian perempuan yang menduduki tahta mayoritas di sana.
Jujur saja, waktu sesingkat itu tidak akan cukup untuk memahami luar dalam satu sama lain.Tapi malam itu tetap diselenggarakan sebuah Sugar Cube, jadi aku hanya menuliskan doa yang kira-kira sesuai dengan hal yang biasa terjadi sebelumnya. Begitu sebaliknya, saat kubaca tulisan yang tertuju padaku, mayoritas berisi “baik”, hanya satu surat yang mengangkat “ketidakikhlasan”ku selama ini. Ternyata benar, lima semester tidak cukup untuk memahami jati diri sesungguhnya.
Meski aku merasa sedih, tak satupun air mata menitik di pipi. Entah mengapa, begitulah adanya. Melihat beberapa teman sembab ketika menulis, aku hanya bisa terus menulis doa tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang ingin kusampaikan. Aku hanya memikirkan betapa lelahnya aku dengan perpisahan, betapa bosannya aku dengan tangisan semacam ini, betapa tak inginnya aku mengakhiri semua ini. Aku berharap malam itu bisa sedikit lebih panjang lagi.
Kupikir, lima semester ini adalah pengalaman luar biasa. Meskipun kelas ini dipenuhi orang-orang egois, apatis, dan tidak manis, tapi aku menyukainya. Setidaknya aku belajar untuk tidak menjadi orang yang naif, setidaknya aku bisa belajar membedakan definisi orang yang baik dan orang yang bodoh, setidaknya aku mengetahui bahwa manis tidak selamanya realistis. Terimakasih atas mata kuliah itu. Mata kuliah tentang kehidupan, yang tidak bisa dikategorikan dalam hard skill maupun soft skill.
Sebenarnya aku ingin minta maaf malam itu, tapi ternyata waktu tak bisa dikendalikan. Ini tak sempat tersampaikan. Kupikir, meskipun tak bisa menggantikan, setidaknya tulisan ini bisa menyampaikan maaf yang tak sempat itu. Aku minta maaf untuk segalanya di lima semester ke belakang, dan untuk waktu berikutnya. Karena sulit menyamai langkah kalian, aku banyak melakukan improvisasi untuk mengejarnya. Mungkin dalam improvisasi itu ada hati yang terluka, aku mohon maaf untuk itu. Jangan sampai dosa-dosa itu jadi penghambat ridho dan berkah Allah pada kita.
Selain itu, terimakasih atas nilai kehidupan yang berhasil kucatat dalam memori. Terimakasih sudah mengajariku bahasa inggris. Terimakasih sudah mengenalkanku pada istilah-istilah kekinian. Terimakasih atas pengetahuan singkat tentang bedanya lip stick, lip balm, dan sanak saudaranya. Terimakasih atas tutorial singkat tentang makeup, meski aku gagal mengaplikasikannya. Terimakasih atas tawa dan canda setiap harinya. Terimakasih sudah memanggilku Aping. Terimakasih untuk segalanya.
Selanjutnya, kita hanya bisa menikmati kenangan-kenangan itu dalam memori, dalam sebuah foto, dalam sebuah video. Aku pernah dengar dari sebuah film, bahwa waktu adalah kenangan manusia itu sendiri. Jadi nikmatilah waktu itu, nikmatilah kenangan itu. Sambil terus melangkah ke depan, sambil menikmati setiap proses yang kita lalui. Yakinlah bahwa tak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Pasti ada alasannya kenapa kita dipertemukan di sini. Pasti ada hikmahnya kenapa Allah takdirkan kita bersama lima semester ini.
Sampai jumpa lagi di sebuah tenda yang berdiri di lapangan parkir kampus tercinta kita. Dengan gelar yang tak seberapa, dengan toga yang semoga bisa kita miliki setelahnya, dengan tawa yang tetap terukir di sana.
Selamat berjuang. Selamat menempuh hidup yang baru. Selamat melangkah ke dunia antah-berantah lagi asing. Semoga kita bisa berkumpul kembali dalam surga-Nya. Saling mengetuk pintu, saling mencari, untuk mengadakan reuni yang penuh kebahagiaan, tanpa kurang suatu apapun.

Palembang, 26 Januari 2019
Aping






Popular posts from this blog

[REVIEW FILM] Ai Uta: My Promise to Nakuhito (Dari Sudut Pandang Seorang Tokufans)

"POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA" dalam Opini Saya

[REVIEW ANIME MOVIE] Josee to Tora to Sakana-tachi (2020)