[REVIEW] Weeb's Day Out: Attack on Titan: The Final Exhibition
[DISCLAIMER: WAKTU PENULISAN DAN PENERBITAN TULISAN INI TERPAUT CUKUP JAUH KARENA BERBAGAI ALASAN. ACARA ATTACK ON TITAN: THE FINAL EXHIBITION TELAH DISELENGGARAKAN PADA 17 JUNI--22 OKTOBER 2023]
Pertama kali dalam hidupku, ku umumkan dengan lantang nan gamblang tentang kebanggaanku atas kewibuan ini. Entah sejak kapan dan dari mana semua keberanian—atau malah kenarsisan—ini berasal.
Setelah hampir dua bulan
dalam pantauan, akhirnya aku berhasil menunaikan sekadar keinginan nge-weebs, menemui sang pujaan hati beda
dimensi, mengapresiasi mahakarya seorang mangaka
dunia, dan tentu saja apresiasi pada diri sendiri di tengah jungkir balik
perjalanan karir yang bahkan lebih muda dari umur jagung. Attack on Titan: The
Final Exhibition, begitu kami mengenalnya. Setelah menunaikan tugas, sengaja
aku sesatkan diri di asingnya lalu-lalang warga Jakarta, menumpang MRT dari
Blok M ke Istora, tersesat di halte ibukota mencari Si Tayo bernomor punggung
T11, hingga bertemu seorang bapak yang tiba-tiba kehilangan signal di terminal
daerah Tol Kebon Jeruk. Setengah tidak percaya, Alhamdulillah, aku berhasil
kembali ke pangkuan bunda dan menulis jurnal single
trip ini.
Di balik
entah-halte-atau-terminal itu, aku menemukan gedung menjulang dengan nama AKR
Tower. Dan di lantai ketiga aku bertemu dengan beberapa pemuda berseragam
SpaceLogic yang menyambutku dengan baik.
Tiket bisa dibeli secara online melalui tiket.com maupun langsung dengan panitia. Siapkan kartu debit atau QRIS, karena semua transaksi di sini cashless. Berikut daftar harga tiket dari tiket.com:
- Pelajar: IDR 150k (dengan syarat bisa menunjukkan identitas bahwa kamu beneran pelajar)
- Dewasa: IDR 200k
- Season Pass: IDR 500k (berlaku untuk satu bulan, maksimal tiga kali kunjungan)
Bahkan tiket cetaknya saja sebenernya udah bisa jadi merchandise |
Saat membeli tiket daring, ada tiga pilihan sesi: 10.00—12.00 WIB, 14.00—16.00 WIB, dan 18.00—20.00 WIB. Tapi ternyata kemarin aku pesan sesi I, bisa sampai 13.30 WIB, walaupun sebenarnya belum dua jam aku udah capek keliling.
Topik Utama Pameran
Meskipun AoT punya cerita yang kompleks dan panjang, namun intinya emang satu: memperjuangkan kebebasan. Di awal rangkaian Attack on Titan: The Final Exhibition ini, kita disuguhkan dua pintu dengan warna tirai yang berbeda. Sebelah kanan kita berwarna merah yang mewakili Eren, dan sebelah kiri kita dengan tirai berwarna biru untuk mewakili hero pulau seberang Reiner. Meski bukan Yeagerist, Eren tetaplah hero di hati, sehingga tanpa ragu aku melangkah menembus tirai berwarna merah itu.
Eren kecil menyambut pengunjung di balik tirai berwarna merah |
Reiner kecil turut menunggu pengunjung di balik tirai biru |
Sebenarnya kedua ruangan di balik tirai itu menyatu di tengah. Kisah dua hero ini menjadi pembuka dari pameran ini. Setelah beberapa penjelasan dari kedua sisi hero, pengunjung diarahkan ke satu jalan cerita yang sudah sama-sama kita tahu, ia berjudul Attack on Titan.
Jadi keliatan, ya, benang merah permasalahan di dunia mungkin saja adalah "salah paham" |
Pertunjukan dan Pameran Item
Setelah disambut dua gerbang yang menyatu di pertengahan, pengunjung mulai menjelajah dunia AoT versi mikro itu. Ada beberapa potongan scene di serial yang dipamerkan dalam ukuran asli (mungkin), seperti adegan horor yang sulit dilupakan, yaitu adegan hujan titan di episode pembuka serial season 4.
Adegan ini mimpi buruk banget! |
Kunci basement rumah Eren dan cincin yang dipakai Annie pas mau henshin |
Jubah prajurit Survey Corps yang gugur |
Di Balik Layar, Ruang Hati Hajime Isayama
Selain tema dan item yang dipamerkan, ini yang menurutku jadi daya tariknya: suasana dapur Hajime saat memasak karya nya. Terdapat panel-panel pilihan yang dibingkai dan dipajang lengkap dengan keterangan kecil di bawahnya. Keterangan itu berisi curahan hati Hajime saat menggambar scene di atasnya.
Salah satu catatan Hajime Isayama untuk sebuh panel di manganya |
Bertolt’s expression in the second panel expresses
his frustration.
When I was drawing it, I tried to make a frustrated face myself and drew it while looking in the mirror.
-Hajime Isayama
Setelah membaca beberapa komentar Hajime, aku mencoba merontokkan image psikopat yang terlanjur melekat pada sang Mangaka. Walau masih menyimpan dendam tiap kali mengingat adegan bersih-bersih tokoh. Kesimpulan baru didapatkan: ia hanyalah seorang seniman yang totalitas untuk karyanya.
Dan satu lagi spot yang kueren banget, di mana semua panel dipamerkan di dinding ruangan itu. Aku gak tau namanya apa, panel mentah dari entah berapa chapter dipadukan di satu ruangan itu. Di ruangan yang sama, sebuah layar mempertontonkan wawancara sang Mangaka.
Merchandise
Yang namanya pameran, pasti ada booth jualan merch, dong. Sebenernya aku sudah memberikan hipnoterapi pada diri sendiri untuk tidak melakukan hal yang dapat menambah keboncosan ini. Tapi, begitu selesai melewati pintu keluar pameran, pengunjung langsung disuguhi kotak kaca penuh merch yang bahkan bukan penonton AoT aja kayaknya bakal suka. Keren banget, woy! Dan dengan segala perdebatan batin, cekcok antara hati dan pikiran, akhirnya Kapten Levi lah pemenangnya.
Kalah dengan argumen "pilih yang paling murah" |
Aku sedikitpun tidak menyesal dengan semua perjalanan ini. Attack on Titan: The Final Exhibition ini ibarat penutup dari kisah cinta Attack on Titan dengan penggemarnya. Last date sebelum akhirnya berpisah. Obat atas luka penggemar karena ending yang mengenaskan bagi sang Hero.
Spot favorit: Berutoruto! |