Kalau Galau Jangan Risau

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pertama-tama, gue mau ucapin selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Ya, walaupun sudah telat. Namun tak ada salahnya kan kalo gue mohon maaf pada semuanya. Atas apa yang gue tulis disini, telah sengaja maupun tidak, menyayat hingga melukai perasaan kawan-kawan semuanya. Semoga kita masih bisa berjumpa dengan Ramadhan berikutnya, dengan keadaan sehat wal’afiat, tanpa kekurangan suatu apapun.
Well, untuk mengawali kegiatan posting-memposting gue setelah sekian lama tak update, gue mau cuap-cuap, menyampaikan sekadar isi hati, sampah sisa pemikiran tak berguna, namun sayang bila dibuang begitu saja.
“Kalau Galau Jangan Risau”
Kalimat ini gue baca di punggung kaos salah satu teman gue beberapa hari yang lalu. Dan tepat sebelumnya, gue abis nonton film Bang Raditya Dika yang paling baru (kalian pasti tahu), dimana dalam film itu, Bang Radit membuat “patah hati”-nya menjadi sebuah cerita komedi.
Semua itu memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa: Kalo lo galau, ya udah.
Udah. Yaudah, sampai di situ aja. Maka lo bakal lupa sama galau lo.
Atau kalo kalian punya nyali sebesar Bang Radit, lo bisa mendaur ulang sampah bernama “galau” itu menjadi sebuah produk berdaya guna, kualitas super, pengisi hati bahkan pemenuh dompet.
Dari pengalaman sakit hati yang kita rasain, kita menulis cerita itu sedemikian rupa, diramu dan dibumbu pemanis hingga menarik minat siapapun yang lagi galau di dunia (karena di akhirat urusannya beda).
Dan lagi-lagi, gue mengalami hal sederhana yang setema dengan hal yang gue tulis saat ini. Kemarin sore gue nonton salah satu acara Islami di televisi swasta Indonesia, sedang membahas Kasih Tak Sampai.
Dijelaskan bahwa jodoh itu mutlak kehendak Allah. Walaupun lo mati-matian cinta sama doi lo, kalo Allah gak ngizinin lo sama dia, ya udah, cinta lo kandas. Tapi, bagaimanapun rintangan yang ada di hadapan, jika orang itu jodoh lo, ada aja jalan yang ngehubungin hati lo ke hati nya. Sama-sama jalan menuju ikatan halal suatu saat nanti,
Buat kalian yang suka disebut dan menyebut diri masing-masing “Jones”, tenang saja. Kalian bukan berarti tak laku, atau emang ditakdirin buat hidup sendiri. Tapi, Allah lagi nguji kita buat main sinetron lo sendiri, biar happy ending, dan ketemu jodoh lo yang terbaik.
Kunci nya cuma dua, berusaha, dan berbaik sangka pada Allah SWT. Simple, right?
Wanita baik-baik, untuk lelaki baik-baik. Dan lelaki baik-baik untuk wanita baik-baik.
Buat kalian yang mengalami kegagalan, dan membuat kalian jadi galau, maka satu kuncinya: bangkit!
Specially, teruntuk seorang teman galau di suatu tempat—yang mungkin lagi gak ada kerjaan jadi baca postingan ini, kegagalan bukan akhir segalanya, Man. Hidup lo gak akan kelar hanya karena kegagalan satu kali. Coba lagi peruntungan lo di tempat lain. Allah pasti lagi merencanakan masa depan lo yang lebih indah. Lebih membahagiakan ketimbang yang lo pikirin. Saran gue, baca postingan gue sebelumnya tentang paragraf motovasi (yang isinya cuma sekadar tips menetralkan sedikit kegalauan dari seorang yang lagi galau). I’ll be there for you, Man.
Jangan biarin diri lo dikalahin sama GALAU, entah itu akibat kegagalan cinta, usaha, karir, dan lain sebagainya. Karena mau galau apa nggak, lo masih bisa bernapas. Karena napas pake hidung, dan oksigen digratisin sama Allah SWT.
Akhir kata, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam anti galau… J

Popular posts from this blog

[REVIEW FILM] Ai Uta: My Promise to Nakuhito (Dari Sudut Pandang Seorang Tokufans)

"POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA" dalam Opini Saya

[REVIEW ANIME MOVIE] Josee to Tora to Sakana-tachi (2020)