POKEMON(where did you)GO!
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Holla!
Apa kabar kawan-kawan semua? Senangkah bisa berburu pokemon? Udah berapa banyak
nih peliharaan barunya?? Hahaha…
Seperti
biasanya, gue bakal mengangkat opini gue tentang hal baru yang begitu mendunia
saat ini. Yakni~~~~~ [drumroll]~~~~~ POKEMON GO!
Ya,
begitu mendunia. Sampe-sampe RU akun BBM gue penuh:
Ada
yang bilang gini: “Pokemon dicariin, cari pahala sono!”
Ada
juga jones yang bilang: “Pokemon aja dicariin, aku siapa yang nyariin?”
Dan
ada seorang miris bilang: “Kepingin main pokemon, tapi hape gue gak bisa :’(“
Dan
masih banyak lagi. Itu belum termasuk di medsos lainnya. How about you?
So,
mari angkat opini kalian.
Pernah
nonton serial Anime Sword Art Online? Anime yang kerap disebut SAO ini
ditayangkan di Jepang pertengahan hingga akhir Juli 2012 lalu. Diangkat dari
sebuah novel ringan karya Kak Reki Kawahara (pake
“Kak” biar keliatan akrab :D).
Loh?
Kenapa tiba-tiba lo angkat SAO?
Oke.
Kalo kalian belum tau, SAO ini bercerita tentang masa depan dimana pada tahun
2022 akhirnya manusia berhasil menciptakan Virtual Reality MMORPG atau biasa
disebut VR-MMORPG (apa itu? Search google
ndiri ya… karena sejujurnya gue seorang Otaku dan bukanlah Gamer) dan
membuat kita seolah masuk ke dunia game itu. Ya kurang lebih kalo lo main Play
Station, lo bisa masuk ke layar. Cuma disini kita pake alat namanya Nerve Gear (bentuknya kayak helm, pake batre sama ada
internal memory nya), dan bukan lo-nya yang masuk game, tapi pikiran lo. Badan
tetep di dunia nyata.
Nah,
kecanggihan itulah yang mau gue angkat. Kalo dipikir-pikir, di tahun 2016 aja
udah mulai lahir game yang bikin player-nya jalan-jalan. Beneran keliling cuma buat
nyari si Pokemon yang bisa diliat doang di layar smartphone tanpa bisa lo pegang, cubit-cubit, peluk, dan lain
sebagainya (itu mimpi gue: pengin punya
peliharaan kayak Pikachu), sampe ada yang kepeleset, nyungsep, sampe
kakinya kena amputasi gara-gara jatuh dari skateboard
(ngapain pula naik skateboard sambil
nyari pokemon?). Gimana nanti?
Lalu,
apakah dunia virtual seperti dalam karya fiksi milik Kawahara-san ini akan
menjadi kenyataan? Dan, apakah tragedi yang sama akan terjadi? Kita tunggu dan
lihat bersama di 2022, Insya Allah (mendadak
Silet).
Ya,
Insya Allah. Hanya kuasa Allah SWT. lah yang bisa menjawabnya.
Gue
sebagai pengangkat opini, cuma bisa berceloteh di sini. Bagaimanapun, di dunia
ini ada dua sisi: white side, and black
side. Seperti halnya teknologi. Jadi ya kita sebagai konsumen harus bisa
memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang bisa dipake, dan mana
yang harus dibuang. Terutama bagi readers
yang udah berkeluarga, jaga anak-anak, jangan sampai salah jalan. Nyesel itu
selalu belakangan.
Oh
iya, mau tau tentang tragedi yang gue maksud di atas? Nonton SAO aja, deh. Kalo
gue tulis di sini, entar jadinya spoiler. Ada yang protes, blog gue tutup. Uhh jangan
sampe lah. Yang jelas itu sebuah bencana akibat oknum yang tak
bertanggungjawab.
So,
selamat berburu Pikachu. Bagi yang belum main, atau emang gak minat main,
jangan risau. Gue juga gak main kok. Bukan berarti kita ketinggalan zaman. Hanya
ada beberapa hal yang bikin kita gak bisa dan gak minat buat melakukannya.
Akhir
kata, selamat siang. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh J