[REVIEW DRAMA] Ruler: Master of The Mask (2017)

Ya, saya kembali dengan review (lagi), dan yang kali ini sangat di luar kebiasaan. Sebab saya akan me-review drakor (iya, drakor). Walau terseok-seok, akhirnya saya berhasil menonton empat puluh episode selama 3 bulan (atau lebih, ya), selama Ramadhan sampai pertengahan Syawal saya libur sebab takut ketemu hal-hal yang tak diinginkan. Dialah Ruler: Master of The Mask.
Berawal dari iseng sebab rindu masa-masa fangirling, saya menemukan histori sepak terjang KMSL sebagai aktor. Dan sebab itulah saya menemukan drama berlatar Zaman Joseon dengan konflik rumit yang satu ini.
Yak, langsung saja, berikut profil drama yang akan dibahas yang dikutip dari asianwiki.com.
    Drama: The Emperor: Owner of the Mask (English title) / Ruler: Master of the Mask (literal title)
    Revised romanization: Goonjoo-Gamyunui Jooin
    Hangul: 군주-가면의 주인
    Director: No Do-Cheol, Park Won-Gook
    Writer: Park Hye Jin, Jung Hae-Ri
    Network: MBC
    Episodes: 40
    Release Date: May 10 - July 13, 2017
    Runtime: Wednesday & Thursdays 22:00 (35 minutes each / 2 episodes per day)
    Language: Korean
    Country: South Korea
Alkisah, pada zaman dahulu kala, seorang pangeran negeri Joseon bernama Yi Yoon (diperankan oleh Kim Myung Soo) berambisi menjadi raja sehingga ia menjalin kerjasama dengan sebuah kelompok elite demi membunuh sang raja (alias saudaranya sendiri). Kelompok itu bernama Pyunsoo yang memiliki prajurit-prajurit hebat, dengan pimpinan yang kuat dan licik. Sebab Pyunsoo dinilai telah berjasa dalam proses penobatan Raja Yi Yoon, akhirnya kelompok ini punya kewenangan di dalam istana bahkan menjadikan Raja Yi Yoon seorang raja boneka.
Saat putra mahkota dilahirkan, Raja Yi Yoon ingin menjadikannya seorang raja sejati, bukan boneka sepertinya. Dengan sekelumit drama yang disajikan di awal episode, akhirnya Raja Yi Yoon memakaikan topeng pada sang putra mahkota yang bernama Yi Sun (diperankan oleh Yoo Seung Ho) agar tak akan ada yang bisa mengincarnya sebelum ia dinobatkan menjadi raja penerus ayahandanya. Dan itulah cikal bakal sekelumit drama yang akan makin pelik hingga akhir episodenya.
 
PLOT
Kesan pertama ketika menonton awal episode ini adalah: wah, bakal serius nih nontonnya. Dan benar, banyak adegan yang bikin meringis dan kening mengkerut. Di awal penonton akan disuguhkan betapa ngerinya prosesi upacara penyambutan anggota baru Kelompok Pyunsoo. Dengan segelas bir bunga popi, akhirnya si raja akan jadi boneka yang ketergantungan dengan pil opium.
 

Menurut penilaian pribadi, plot yang disuguhkan sangat beragam. Dengan berbagai konflik beberapa tokoh yang dibawakan sekaligus, namun masih dalam koridor masalah utamanya. Hal ini membuat sang main character tetap kuat dibarengi second lead yang tidak kalah ganas menampakkan pengaruhnya dalam jalan cerita. Sampai ada fans statement yang menyatakan bahwa ia terkena second lead attack saking kuatnya karakter yang dibawakan.
Selain itu, tidak ada plot hole yang membuat drama ini terasa semakin apik. Meski dramanya pelik, namun tidak sampai membuat penonton pusing dengan kerumitan teori ceritanya. Semua keseriusan masih bisa dinikmati ditambah bumbu-bumbu komedi yang terasa seperti taburan bubuk kayu manis di atas cookies.
 
CHARACTER DEVELOPMENT
Salah satu poin yang saya suka adalah pengembangan karakternya yang cukup konsisten. Meskipun ada time skip lima tahun, perubahan karakter setiap tokohnya tidak mempengaruhi sifat dasar mereka. Hanya perubahan yang tercipta sebab kehidupan yang mereka lalui, masih sangat realistis.
Sang Putra Mahkota Yi Sun yang senantiasa baik hati yang mengalami perubahan dari seorang pemuda yang ceroboh menjadi putra mahkota yang bijaksana sebab kehidupan sulit yang ia lalui. Kemudian ada Nona Han Ga Eun (diperankan oleh Kim Soo Hyun) yang senantiasa lembut, pemberani dan cerdas meski di pertengahan cerita sedikit mengganggu (ups!). Lee Sun (diperankan oleh Kim Myung Soo-L) yang tetap menunjukkan sisi cerdasnya sekalipun ia telah berubah dari seorang gembel yang tampan menjadi raja yang tampan xD hanya saja ketamakan tumbuh akibat ke-bucinan-nya. Ada Kim Hwa Gun (diperankan oleh Yoon So Hee) yang tetap bucin sekalipun style bucinnya berubah jadi bucin dewasa. Bahkan sang main villain Kim Dae Mok (diperankan oleh Heo Joon Ho) yang konsisten jahat, konsisten licik, dan konsisten available untuk dibenci. Kim Dae Mok menjadi villain ter-ok selama sejarah saya menonton drakor.
Ada satu karakter yang sedikit goyang konsistensinya. Yaitu Nona Han Ga Eun. Sebagai karakter wanita utama dengan sifat yang kuat seharusnya ia bisa lebih menonjol, namun ia justru sempat jadi penghambat bagi sang putra mahkota di tengah cerita. Yang justru sosoknya berhasil dikalahkan oleh kehadiran second lead Kim Hwa Gun yang kehadirannya konsisten untuk membantu putra mahkota bahkan saat ia terkonfirmasi cintanya ditolak. Istilahnya, kebucinan Ga Eun hanyalah sebatas bucin biasa, tidak seperti Hwa Gun yang bucin luar biasa xD
 
CASTING
Acting para aktor dan aktris menjadi ujung tombak dari penyajian cerita epik. Cerita The Emperor termasuk jajaran plot epik yang pernah saya tonton. Begitupun segenap casts yang berperan, begitu totalitas hingga cerita tersampaikan dengan baik
Cast terfavorit saya tentu saja Kim Myung Soo-L sebagai Lee Sun, baik saat ia masih gembel maupun ketika telah menjadi raja. Bukan, bukan sebab saya penggemarnya. Tapi murni sebab aktingnya yang luar biasa total. Menurut saya, KMSL berhasil memerankan tokoh emosional ini dengan sangat baik. Totalitas, sampai suaranya serak di beberapa adegan bahkan ada berita ia sempat masuk IGD setelah shooting adegan interogasi.
Cast favorit lainnya adalah Heo Joon Ho sebagai Kim Dae Mok. Inti sifat jahat dari orang ini adalah keserakahan. Ia sangat mencintai keluarganya, dan sebab itulah ia melakukan segala cara untuk membahagiakan keluarganya itu. Ditambah sudah memiliki kekuasaan, maka tokoh ini seolah tak ada lawan yang bisa mengalahkannya. Meski jahat, namun sosok Dae Mok sangat terasa bijak. Saya sangat senang dengan adegan saat Dae Mok bercengkrama dengan cucunya, Hwa Gun yang seperti selayaknya seorang kakek yang mencintai cucunya tanpa menyembunyikan perbuatan jahat yang telah dilakukannya.
 
CLOSING
Walau ditutup dengan happy ending, tapi nyatanya saya tidak terlalu puas. Cara Lee Sun saat menyadari bahwa mantan pengawalnya adalah anak buah Dae Mok menurut saya sangat sulit dipahami meskipun memang sudah diberitahu faktanya kepada penonton di tengah cerita. Atau mungkin saya saja yang gagal paham. Selain hal di atas, mungkin secara keseluruhan ending-nya baik-baik saja, tidak terkesan terburu-buru dikemas, sebab diselipkan jeda time skip satu tahun yang seolah dibuat untuk masa menyelesaikan semua masalah di dalam istana.
 
CONCLUSION
Ruler: Master of the Mask memang bukanlah drakor baru. Dasar saya saja yang baru menemukannya. Secara keseluruhan, cerita yang disampaikan sangat menarik. Konflik antara tim putra mahkota dengan Kelompok Pyunsoo seolah menjadi garis utama dari drama ini. Satu per satu konflik yang berhasil diselesaikan oleh tokoh utama, tidak selalu jadi kekalahan di pihak Pyunsoo. Begitupun sebaliknya. Ketika Pyunsoo berhasil melaksanakan siasatnya, tak selalu menjadi kegagalan di pihak protagonis. Meski dramanya rumit, tapi tetap dalam koridor realistis menurut kaca mata saya.
Di drama ini saya mengambil beberapa pelajaran. Dari Putra Mahkota Yi Sun, kita diajarkan untuk teguh pendirian, namun tidak membuat kita menutup diri dari nasihat orang lain. Ia juga mengajarkan kita untuk mendahulukan kepentingan orang banyak. Walaupun saya kurang pas dengan keras kepala putra mahkota soal kebucinannya, namun saya memaklumi itu semua demi kepentingan cerita. Jika bukan karena bucinnya putra mahkota, mungkin heroin sudah lama mati.
Selain itu, ada pelajaran lain yang mungkin perlu diterapkan dengan kondisi kewarasan yang sepenuhnya. Yaitu sifat utama Dae Mok: serakah. Ada satu adegan di mana saat itu Hwa Gun bertanya pada Dae Mok, apabila ia kehilangan sesuatu yang dicintai, maka apa yang akan dilakukannya? Dae Mok menjawab bahwa ia akan memperluas kekuasaannya lalu merebut lebih banyak dari mereka yang merenggut darinya. Yang kemudian dijawab Hwa Gun bahwa ia ternyata mirip sekali dengan kakeknya itu. Intinya, walau terkesan negatif, pernyataan Dae Mok itu jika dilihat dari sisi positif dapat membangkitkan semangat saat kita terpuruk. Maksudnya bukan merebut sesuatu itu dari orang lain, ya. Tapi anggap saja yang merenggut sesuatu dari kita adalah keadaan, maka kita akan merebut kembali kesempatan-kesempatan yang ada ke depannya.
Okay, semua ini hanya pendapat pribadi. Skor dari saya: 8/10, khusus untuk KMSL: 10/10 xD





Popular posts from this blog

[REVIEW FILM] Ai Uta: My Promise to Nakuhito (Dari Sudut Pandang Seorang Tokufans)

"POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA" dalam Opini Saya

[REVIEW ANIME MOVIE] Josee to Tora to Sakana-tachi (2020)