[REVIEW MOVIE] Rurouni Kenshin: The Final
Tak disangka-sangka, blog ini sungguh berubah kiblat menjadi blog ulasan hahaha. Tapi tak masalah, saya hanya ingin menulis apa yang ingin saya tulis, sekalipun suatu saat minat baca Indonesia sudah benar-benar menghilang π₯π₯π₯
Kali ini, saya akan mengulas sebuah live action movie paling diantisipasi sejak tahun 2020 yang diadaptasi dari serial manga-anime jadul populer, Rurouni Kenshin (atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Samurai X) yang kini seri live action-nya sudah memasuki babak akhir. Yang sudah dinanti di bioskop, malah kemarin muncul tiba-tiba di platform nonton online. Dialah Rurouni Kenshin: The Final.
Sebelum menuju profil lengkapnya, saya akan menjelaskan hal yang mungkin menjadi pertanyaan di hati pembaca. Kenapa bisa sepopuler itu?
Sebenarnya, saya tidak mengikuti versi manga maupun animenya (saking jadulnya). Saya hanya mengikuti alur cerita live action dan itu cukup untuk membuat saya jatuh cinta. Bukan hanya sebab adanya Takeru-san's Attack saja, namun kualitas aksi dari movie ini memang pantas untuk dinantikan. Tanpa peduli alur cerita aslinya, saya puas dengan hanya mengkonsumsi mentah-mentah apa yang disajikan di serial live action ini. Memang pantas untuk digelari live action tersukses sepanjang sejarah.
Baik, tanpa berbasa basi lagi, dikutip dari asianwiki.com, berikut profil lengkap dari movie yang masih fresh from the oven ini:
Movie: Rurouni Kenshin: The Final
Romaji: Rurouni Kenshin Saishusho The Final
Japanese: γγγγ«ε£εΏ ζη΅η« The Final
Director: Keishi Ohtomo
Writer: Nobuhiro Watsuki (manga)
Producer: Satoshi Fukushima
Cinematographer:
Release Date: April 23, 2021
Runtime: 138 min.
Distributor: Warner Bros. Japan
Language: Japanese
Country: Japan
Mengisahkan perjalanan Himura Kenshin (diperankan oleh Satoh Takeru) yang merupakan seorang mantan samurai dengan rekor membunuh di masa lalu. Sebab rekornya itulah ia mendapati dirinya dijuluki Hitokiri Battousai, yang berarti pembunuh berdarah dingin. Setelah zaman Restorasi Meiji, ia berjanji untuk berhenti membunuh dengan mengganti pedangnya menjadi pedang bermata terbalik (Sakabato). Kini ia mencoba untuk kembali membangun kehidupan normal bersama Kamiya Kaoru (diperankan Takei Emi), sang pemilik Dojo Kamiya.
Di serial ini, cerita berfokus pada kehadiran sosok dari masa lalu Kenshin, yakni adik iparnya bernama Yukishiro Enishi (diperankan oleh Arata Mackenyu) yang memiliki dendam kesumat dengan Kenshin. Di sinilah kisah masa lalu Kenshin diangkat.
PLOT
Masalah plot seharusnya sudah tidak bisa didebat lagi. Tak ada lubang-lubang yang membuat penonton bertanya-tanya sampai pusing tujuh keliling. 3 kisah sebelumnya pun sudah tidak meninggalkan hutang penjelasan lagi. Hingga di Rurouni Kenshin: The Final ini seolah mengangkat babak baru setelah Kenshin berhasil mengalahkan musuh sebelumnya.
Tidak terlalu banyak flashback ni, namun kisah masa lalu berhasil tersampaikan dengan baik. Intinya istri Kenshin mengorbankan dirinya sebab ia mencintai Kenshin dan ingin ia menebus dosanya dengan melindungi orang lebih banyak dari yang pernah ia bunuh. Sayang, adiknya justru salah paham hingga dendam kesumat.
CHARACTER DEVELOPMENT & CAST
Sebab tak ada yang bisa dikulik terlalu dalam tentang pengembangan karakternya, maka poin kali ini dibahas bersamaan dengan para aktor dan aktris yang memerankannya.
Seperti di kisah sebelumnya, karakter setiap tokoh tetap konsisten. Kenshin sebagai lelaki polos dan selalu mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Kaoru yang feminin tapi sok kuat yang tetap berusaha memberi "kode" ke Kenshin. Sanosuke (diperankan oleh Aoki Munetaka) yang tetap kuat dan barbar. Mbak Megumi yang makin jarang muncul di seri kali ini. Serta Dek Yahiko yang tidak lagi imut dan tetap low profile.
Bisa dibilang serial Rurouni Kenshin Live Action merupakan salah satu movie live action yang bertabur bintang. Lantaran sudah ada sang mega bintang senior Satoh Takeru sebagai tokoh utama, dihadirkan pula mega bintang lainnya seperti Tsuchiya Tao dan Kamiki Ryunosuke sebagai cameo. Bahkan khusus di seri ini ditambah Mas Mackenyu sebagai villain dan Mbak Arimura Kasumi sebagai istri terkasih Kenshin, Yukishiro Tomoe.
Selain itu, inti kesuksesan dari live action ini adalah adegan aksinya yang luar biasa memanjakan mata. Super cepat dan sangat terasa powerful. Dan yang paling harus diketahui oleh semua penonton adalah bahwa adegan-adegan itu dilakukan oleh para aktor langsung, tanpa stuntman. Saya kurang tau, ya apakah Mbak Tao benar-benar melakukan aksi tanpa peran pengganti atau tidak, tapi yang jelas aktor kita Om Takeru, Bang Kamiki, bahkan Mas Mackenyu benar-benar melakukan adegan memukau tersebut.
ENDING
Setelah Enishi berhasil dikalahkan, akhirnya ia bertaubat setelah membaca buku harian Tomoe. Sepertinya ia menyesali semua perbuatannya. Ia menangis tersedu di dalam penjara sambil memeluk buku harian kakaknya itu. Setelah itu, scene beralih ke kehidupan proses recovery para tokoh serta adegan yang menunjukkan bahwa Kenshin akhirnya membuka hatinya untuk Kaoru. Ia menawarkan tangannya untuk digandeng oleh Kaoru, yang disambut Kaoru dengan senang hati. Setelah itu credit title mulai dimainkan dengan ditemani Renegades by ONE OK ROCK sebagai background music-nya.
Menurut pendapat pribadi saya, ending dari movie kali ini benar-benar dikemas apa adanya. Namun sebab masih ada satu lagi seri yakni Rurouni Kenshin: The Beginning yang tayang bulan Juni ini (di Jepang), maka bisa dibilang serial live action ini belum benar-benar berakhir. Hanya saja saya khawatir dengan ending dari kisah Kenshin-Kaoru shipping yang tidak tersampaikan secara utuh sebab di movie berikutnya dikabarkan akan membahas kisah masa lalu Kenshin bersama istri terkasih, Tomoe. Saking khawatirnya, saya sama sekali tidak men-skip credit title. Sambil menyanyikan lagu Renegades, saya menanti kalau-kalau ada scene after credit namun ternyata, saya hanya harus cukup puas dengan mendengar suara merdu milik Om Taka.
FAN SERVICE
Baru pertama kali saya masukkan poin ini dalam sebuah ulasan film sebab movie ini bisa dibilang spesial lantaran telah masuk waiting list sejak lama.
Sebagai fan, saya cukup puas dengan service yang diberikan. Salah satu penyebabnya adalah dengan bertaburnya bintang-bintang yang hampir kesemuanya adalah favorit saya. Scene yang paling saya favoritkan adalah adegan yang saya sebut “Reuni Bakuman”, yakni saat Satoh Takeru dan Kamiki Ryunosuke bertarung bersama. Aksi duet ahli pedang ini benar-benar memanjakan mata para fans hingga terkagum-kagum. Bahkan sempat membawa saya untuk bernostalgia mengingat scene mereka berdua bertarung dengan kuas raksasa sebagai senjatanya di movie live action Bakuman.
Selain duet Kenshin-Soujiro, ada fan service untuk para penggemar Mas Mackenyu, yakni saat adegan last battle Kenshin-Enishi yang berhasil membuat penonton takjub hingga terperangah. Dengan rambut putihnya, kegantengan Mas Mackenyu menjadi sangat maksimal saat unjuk kebolehan sambil pamer lengan.
CONCLUSION
Biasanya, ketika mengulas saya akan berfokus pada amanat yang bisa diambil. Namun kali ini saya harus berpikir lebih keras untuk mengekstrak intisari amanatnya sebab sepanjang menonton saya terhanyut dalam aksi memukau dan fan services yang bertaburan.
Intinya, poin dari Rurouni Kenshin: The Final adalah dendam kesumat Enishi kepada kakak iparnya yang berasal dari kesalahpahaman. Ia mengira Tomoe masih menyimpan dendam pada Kenshin ditambah ia menjadi saksi saat Tomoe mati tertebas oleh pedang Kenshin di masa lalu. Tanpa klarifikasi dari sang kakak, akhirnya ia hidup dengan balas dendam sebagai tujuannya. Ia berhasil jadi orang besar di Tiongkok hanya untuk membangun organisasi perhimpunan orang-orang pembenci Hitokiri Battousai, sekalipun Battousai sudah bertaubat.
Minus point-nya mungkin kurangnya porsi Kaoru, ya. Saya sampai lupa kalau di sini ada heroin. Tapi masih mending begitu daripada jadi "beban" XD
Score dari saya pribadi: 9/10